7 Temuan Sains dalam Al-Quran


Al-Quran merupakan sebuah kitab suci yang diyakini oleh umat Islam sebagai pedoman hidup. Segala sesuatu yang terjadi di dunia dijelaskan dalam Al-Quran, meliputi hubungan antar manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan sesama manusia lainnya.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, ditemukannya beberapa fakta sains yang ternyata telah ada di dalam Al-Quran jauh sebelum fakta itu ditemukan. Apa sajakah temuan-temuan itu? Yuk, kita simak!

 

Ledakan Big Bang


Big Bang (Sumber: Curious Time)


Big Bang diyakini sebagai peristiwa terbentuknya alam semesta yang didasari kajian kosmologi. Teori ini pertama kali diajukan oleh Georges Lemaitre yang disebut sebagai hipotesis atom purba.

Teorinya tersebut dikembangkan dari penemuan teori-teori lainnya dan bergantung pada teori relativitas umum Albert Einstein yang menyatakan bahwa alam semesta itu mengembang.

Dikutip dari space.com, alam semesta terkondensasi ke dalam titik dalam ruang waktu yang sangat kecil dengan kepadatan dan panas yang tak terbatas sejak 13,7 miliar tahun yang lalu.

Kemudian sebuah ledakan terjadi akibat inflasi kosmik yang berlangsung selama sepersekian detik. Saat inflasi kosmik berhenti, partikel, atom, bintang-bintang, dan galaksi menyebar hingga membentuk alam semesta seperti saat ini.

Ledakan yang diungkapkan dalam teori Big Bang ternyata disebutkan secara sederhana dalam Al-Quran. Teori ledakan itu tercantum dalam surat Al-Anbiya ayat 30 yang artinya berbunyi :

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)

 

 

Orbit Tata Surya


Tata Surya (Sumber: Royal Museums Greenwich)

Dalam sains, tata surya diyakini memiliki orbit atau garis edar yang terstruktur. Dalam suatu orbit, Tata surya terbagi menjadi matahari sebagai pusat dan planet-planet yang mengelilinginya. Orbit ini merupakan penemuan besar yang dipelajari hingga saat ini.

Orbit tata surya sendiri pertama kali dianalisis oleh Johannes Kepler yang kemudian berlanjut hingga adanya penemuan gravitasi yang ditemukan oleh Sir Isaac Newton. Kedua teori ini sangat berhubungan dan mendorong penemuan planet-planet lainnya yang mengelilingi Matahari selain Bumi.

Penemuan hukum gravitasi membawa pengaruh besar dalam penemuan tata surya dan secara tidak langsung berhubungan dengan sebab akibat adanya siang dan malam. Gravitasi bumi dan matahari yang saling tarik menarik menciptakan orbit elips yang memungkinkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari. Hal ini juga berlaku pada planet lainnya.

Interaksi antara gravitasi planet-planet terhadap Matahari mendorong adanya tenaga perputaran gravitasi antara planet, dan antar planet terhadap matahari. Hal ini menyebabkan planet-planet memiliki rotasi, atau berputar pada porosnya, begitu pula dengan Bumi. Rotasi pada Bumi ini menyebabkan adanya siang dan malam.

Fenomena ini secara sederhana telah dijelaskan dalam Al-Quran pada surat Al-Anbiya ayat 33, yang artinya berbunyi :

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Al-Anbiya: 33)

 

Nebula Rosette


Nebula Rosette (Sumber: Svbony)

Temuan sains tentang semburat merah mawar seperti kilauan minyak telah disebutkan dalam Al-Quran pada surat Ar-Rahman ayat 37, yang artinya berbunyi:

“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak.” (QS. Ar-Rahman: 37)

Fenomena ini dibuktikan oleh seorang astronom Prancis bernama Pierre Méchain pada awal abad ke-18. Penemuan ini merupakan sebuah nebula difusi yang terbentuk dari awan besar gas dan debu di ruang antar bintang yang disebut dengan Nebula Rosette atau dikenal juga sebagai The Rosette Nebula.

Nebula ini terletak sekitar 5000 tahun cahaya dari Bumi. Di tengahnya terdapat sebuah gugus bintang muda yang dikenal sebagai Kluster Terbuka NGC 2244. Keindahannya yang menyerupai bunga mawar menarik banyak para astronom dan astrofotografer.

 

Api di Dasar Laut


Api dalam laut (Sumber: WHOI’s autonomous- Woods Hole Oceanographic Institution)

Di dasar laut, ilmuwan menemukan adanya api. Jauh sebelum itu, fenomena ini telah disebutkan dalam Al-Quran pada surat At-Tur ayat 6, yang artinya berbunyi:

“dan demi laut yang di dalam tanahnya ada api,” (QS. At-Tur: 5-6)

Fenomena api yang ditemukan berasal dari pegunungan vulkanik yang terbentang di lautan sepanjang ribuan kilometer. Sejauh ini diperkirakan terdapat 20.000 lebih gunung api dalam laut.

 

Sungai di Dasar Laut


Sungai di dasar laut (Sumber: Roaring Earth)


Adanya sungai di dasar laut pertama kali ditemukan oleh seorang ahli oseanografi asal Prancis, Yves Costeau, pada tahun 2017. Aliran sungai ini terletak di Semenanjung Yucata, Meksiko, yang berjarak 12 km dari laut Karibia.

Menurut sains, aliran sungai disebabkan oleh adanya kandungan hidrogen sulfida yang mana memiliki massa lebih berat dibandingkan dengan air asin laut. Kondisi menyebabkan  perbedaan lapisan air.

Terbentuknya sungai sebenarnya terjadi akibat ilusi yang diciptakan dari lapisan tebal gas yang melengkung dan membelok seperti jalur sungai. Wujudnya tampak seperti sungai sungguhan, bahkan menampilkan tepian dan dedaunan. Hal ini cukup membuat ilmuwan mengklasifikasikannya sebagai sungai bawah laut yang dinamai dengan Cenote Angelita.

Fenomena ini telah disebutkan dalam Al-Quran pada surat Al-Furqan ayat 53, yang artinya berbunyi :

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.” (QS. Al-Furqan: 53)

 

Dua Air Laut yang Tidak Menyatu


Selat Gibraltar (Sumber: Geologi Page)


Selain sungai di dasar laut, Al-Quran juga menyebutkan adanya dua laut yang mana keduanya tidak saling menyatu. Fenomena ini disebutkan dalam surat Ar-Rahman ayat 19-20, yang artinya berbunyi :

“Dia membiarkan dua laut mengalir (kemudian) keduanya bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar-Rahman: 19-20)

Fenomena ini telah terbukti terjadi di Selat Gibraltar yang menghubungkan Laut Mediterania dan Samudera Atlantik. Menurut sains, fenomena ini disebabkan oleh karakteristik suhu air, kerapatan, dan kadar garam yang berbeda dari kedua perairan tersebut. Perairan Mediterania jauh lebih asin dan lebih hangat daripada perairan Atlantik.

 

Siklus Hujan


Siklus Hujan (Sumber: World Atlas)

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang lebih tinggi daripada negara di bagian subtropis. Namun, taukah kamu bagaimana hujan bisa terjadi?

Jauh sebelum siklus hujan dikemukakan, fenomena hujan telah dijelaskan secara sederhana di dalam Al-Quran pada surat An-Nur ayat 43, yang artinya berbunyi :

“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. An-Nur ayat 43)

Menurut sains, hujan terjadi akibat adanya penguapan air yang kemudian bertumpuk dan membentuk awan, kemudian mengalami pengendapan turun menuju  permukaan bumi dalam bentuk hujan.

Konsep siklus hujan ini pada dasarnya telah ditelusuri di zaman peradaban, seperti Yunani Kuno dan India kuno. Selain itu, tak hanya di kitab Al-Quran, fenomena alam ini juga disebutkan dalam kitab Injil (Ayub 36: 27, 28).

Itulah 7 temuan sains yang ada di dalam Al-Quran. Mungkin temuan-temuan tersebut bisa jadi juga terdapat di dalam kitab-kitab lain. Terlepas dari perbedaan agama, sudah sepatutnya kita meyakini kitab-kitab lain sesuai dengan ajaran Islam, yaitu rukun iman, maupun ajaran agama masing-masing.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama